.
.

THIS SITE IS DELETED

.
.

Friday, January 16, 2015

Candi Lumbung Magelang

Candi adalah salah satu aset yang cukup diminati pengunjung untuk datang ke pulau Jawa. Baik turis lokal maupun turis asing, berbondong-bondong datang kemari untuk mengunjungi warisan budaya kerajaan Hindu dan Buddha yang pernah mewarnai garis tangan negara Kesatuan Republik Indonesia. . SELENGKAPNYA TENTANG MAGELANG, KLIK DISINI
Sukseskan Program Ayo ke Magelang 2015

Ayo ke Magelang 2015

"Candi Lumbung Magelang"

 Alamat & Contact Person : 

Sengi, dusun Tlatar, Desa Krogowanan, kecamatan Sawangan, Magelang.

Oleh : Via InoaGroup.com

Salah satu kota yang menyimpan banyak candi adalah kota kecil Magelang yang bertetangga dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Magelang tak hanya menyimpan candi semata, namun juga kisah-kisah di jaman penjajahan Belanda dahulu. Magelang,mungkin adalah sebuah keajaiban yang patutu disyukuri oleh masyarakat Indonesia.
Terlindungi lima gunung yang mengelilinginya justru membuat kota ini sangat unik. Udara sejuk menjadi sebuah kenyamanan tersendiri bagi warganya. Begitu pula rasa senang karena wilayah yang masih asri dengan sawah dan pepohonan timbul dengan sendirinya seiring mata melihat ke kiri dan kanan wilayah kota ini.
pasang iklan disini, GRATIS
Tanahnya subur dengan potensi alam yang luar biasa. Kota ini sungguh subur. Kemakmuran seperti tak habis-habisnya menemani kota ini. Air mengalir dengan berlimpah, tanah yang selalu siap diolah, dan masyarakat yang ramah tamah merupakan sebuah kesatuan kota kecil yang sedang menggalakkan ranah kota sejuta bunga ini.
Sayangnya, dikelilingi gunung berapi tak selalu membawa untung, terkadang kerugian juga menghadang ketika salah satu gunung meletupkan isinya keluar. Salah satu dampaknya adalah banjir lahar, wedus gembel, dan wilayah darurat yang mungkin hangus luluh lantak dengan seiring panas lahar yang menghantam wilayah-wilayah di ketinggian.
Salah satu cagar budaya yang terancam adalah candi. Hal ini menyebabkan candi Lumbung, Magelang, harus dipindahkan sejauh 750 meter dari tempat awal dimana candi ini ditemukan. Pengelola candi ini, yaitu dinas pariwisata pemerintah daerah Magelang, merasa bahaya lahar dingin mengancam salah satu situs budaya peninggalan masa kerajaan Mataram kuno akan menghanyutkan situs ini mengikuti aliran sungai yang berada sangat dekat dengan candi Lumbung ini, yaitu sungai Apu.
Omong-omong candi Lumbung, candi ini merupakan salah satu candi yang dijaga di wilayah kota Magelang ini. Bangunan candi yang masih jarang dikunjungi orang ini memiliki bentuk bujur sangkar dan mengarah ke Barat. Bagian atap candi sudah mulai runtuh dan tidak lengkap.
Bahkan bentuknya pun sudah cukup sulit dilihat bagaimana. Batu-batuan yang membentuknya terkumpul begitu saja di tengah-tengah bangunan candi Lumbung ini. Pada bagian tangganya, candi ini memiliki hiasan berupa ukiran yang menceritakan tentang butho dan juga dua ekor burung yang mengapit sebuah pot berisi tanaman merambat. Sementara itu, terdapat pula relief naga dan burung di kaki candi. Ada pula makara yang dapat anda temui di candi Lumbung ini.
Jika ditilik dari namanya, candi Lumbung ini kemungkinan besar memiliki fungsi sebagai penyimpan padi sebagai bahan makanan rakyat kerajaan di masa lampau. Jangan terkecoh karena candi Lumbung ini berbeda dengan candi Lumbung di Prambanan, meskipun memiliki kemiripan bentuk.
Dibangun pada abad ke 8, candi ini dibangun berdekatan dengan candi Asu dan candi Pendem. Bahkan diperkirakan ketiga candi ini memiliki hubungan yang erat karena adanya kemiripan yang sangat jelas. Lokasinya pun sama-sama di wilayah Sengi, dusun Tlatar, Desa Krogowanan, kecamatan Sawangan, Magelang.
Baru-baru ini, peneliti sejarah menemukan artefak unik dari bawah candi Lumbung ini. Ketika akan dievakuasi untuk menyelamatkan cagar budaya ini menuju tempat yang lebih aman dengan cara manual, peneliti menemukan adanya tulang belulang hewan sekitar 3,5 meter dalamnya dari bawah lantai dasar candi.
Sebanyak 32 lapis batuan candi yang menutupi artefak unik ini. Dugaan yang sudah mulai mengendap adalah tulang tersebut merupakan tulang dari hewan herbivora dan diperkirakan hewan tersebut adalah jenis rusa.
Sebagian menyangka tulang belulang ini adalah jenis babi, namun disanggah dengan fakta susunan giginya yang menunjukan bahwa ini adalah hewan dengan susunan gigi herbivora. Kategori hewan ini tidak bisa dimasukan ke dalam jenis fosil, sebab ini hanyalah hewan kuno yang hidup di abad ke-9 sementara fosil adalah hewan yang hidup ratusan tahun lalu.
Dan, kemungkinan lain adalah jika tulang belulang ini berasal dari ratusan tahun yang lalu, tulang belulang ini sudah tidak mungkin ada karena kadar asamnya tidak memungkinkan terpendam ratusan tahun dalam tanah.
Keunikan lain yang ditemukan adalah adanya potongan keramik masa Dinasti Sung yang ke-9. Dan juga penemuan adanya resapan air berbentuk lubang sedalam 3,5 meter selebar 120 cm yang menembuh delapan susun batuan candi.
Juga adanya lubang-lubang di sisi candi yang memiliki hubungan langsung dengan lubang utama dan berbentuk horizontal. Sayangnya, tidak diketahui apakah maksud dan tujuan dari lubang-lubang sisi candi ini.
Perpindahan candi Lumbung ini dianggap tidak mengurangi nilai sejarah dan arkeologinya, bahkan merupakan upaya penyelamatan yang cermat sebelum hilangnya salah satu situs sejarah yang kaya akan cerita masa kejayaan jaman Mataram kuno.
Adapun pemindahan candi ini sendiri dilakukan dengan cara manual, yakni melakukan pengangkatan batu dengan alat-alat seperti tambang kapal. Peletakan batunya sendiri menggunakan cara yang tradisional, dengan tangan manusia. Pemindahan ini dimaksudkan untuk menjaga dan melestarikan saksi bisu mengenai masa lalu yang tidak bisa diulangi kembali.

Profil Usaha di Magelang yang sudah diterbitkan :
pasang iklan disini, GRATIS

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Popular Posts

Label 2

SELECT LANGUAGE :